Akankah anak cucu kita tetap melihat Porong penuh dengan lumpur kelak?
Sehari-hari, baik “dari” maupun “menuju” Surabaya, kita melewati lokasi yang sering disebut Lumpur Lapindo saat ini. Dan yang terjadi adalah, kita hanya bisa menunjukkan tingginya bendungan lumpur ketika yang seharusnya kita ceritakan adalah seberapa ramai, hijau, dan hidup wilayah itu dulu.
Menariknya lagi, di tengah seberapa besar berita ini menyedot perhatian dunia, dan di tengah banyaknya orang seperti kita (bersenjatakan kamera), hanya ada satu fotografer, yang mau dan mampu menyempatkan diri menyelami Lumpur Lapindo, menceritakan kembali jejak-jejak kehidupan di sana, dan berusaha memasukkan galeri bersejarah ini ke dunia Internasional, Mamuk Ismuntoro.
1. Obsbot Tiny 2 Obsbot Tiny 2 dalah webcam yang diperbarui yang memiliki fitur kontrol…
Enggak perlu khawatir, kamu tidak perlu membeli semua aksesoris mahal. Ada beberapa aksesoris penting yang…
Kartu memori adalah salah satu komponen penting dalam dunia digital modern, terutama bagi para pengguna…
Fotografi bukan hanya sekadar menangkap gambar, tetapi juga seni dalam mengungkapkan keindahan dan menyampaikan pesan…
Musim hujan seringkali dianggap sebagai momok bagi para fotografer. Namun, sebenarnya, hujan dapat menciptakan suasana…
Siapa yang tidak menginginkan kenangan yang abadi? Dalam era digital seperti sekarang ini, kita mungkin…